Si Tiur dohot si Uccok
Mau ngapain ya si Ucok ngajak ketemu samaku malam-malam gini di gereja…?” batin si tiur di sudut gereja.
“Tiur…” ucap ucok.
“Agoh… tarsonggot aku kau bikin bang,
mau ngapain kau ngajak aku ketemu malam-malam gini disini,
kenapa Cuma kita dua pulak yang ketemu bukannya malam minggu ngumpul naposo gereja..?”.
“Iya tiur memang ada yang mau kubilang samamu dek Tiur.
“Apa itu bang ?
bilanglah cepat, nanti dicariin mamakku aku”.
“Udah lama ini mau kubilang sma mu dek.
Ntah mau dari mana harus kumulai.
"AKU SAYANG SAMAMU TIUR,..."
Dekkk....
maunya kau kita pacaran ??”
Ucap ucok yang sontak membuat wajah Tiur memerah.
hening,
Tiur tidak tau mau jawab apa, karena Ucok sudah lama ia anggap sebagai abang, dan dia sudah jatuh cinta kepada Lamhot tetangganya.
Dengan berat hati Tiur menjawab “Eeeehhh bang kok kau tembak aku, kau udah kuanggap sebagai abangku loh…!!!, kurasa lebih enaknya kita berteman aja da bah banggg, nggak bisa aku pacaran samamu bang, maaf ya”.
Pupus sudah semua angan Ucok untuk dapat bersama Tiur, dengan nada yang berat dan tertunduk Ucok menjawab Tiur
“Ya udah lah Tiur nggak apa-apa” Tiur memegang tangan Ucok dan berkata “Maaf ya bang, pasti dapatmunya nanti cewek yang lebih baik dan lebih cinta samamu”
Ucok melepas genggaman Tiur dan berlalu dari hadapan Tiur dengan kepala yang tertunduk dan hati yang kacau,
dia salah mengartikan kedekatan mereka selama ini. Hampir 2 minggu Ucok mengurung diri di rumah, tidak pernah mengikuti kegiatan naposo di kampungnya, padahal dia adalah panitia persiapan acara 17’an, dia tidak sanggup harus berjumpa dengan Tiur.
Mungkin dari kita banyak yang sudah mengalami kejadian yang hampir serupa dengan kejadian diatas,
penolakan dari seseorang yang kita inginkan bersama kita harus pupus karena perasaan sayang yang kita punya terhadap seseorang tidak berbalas,
termasuk penulis juga pernah mendapatkan penolakan halus dari seseorang. Tapi tidak seperti Ucok yang mengurung diri dirumah hingga 2 minggu lamanya.
Sedikit cerita yang bisa saya paparkan, saya sudah berusaha mendekati wanita yang selama 4 tahun lamanya memendam perasaan kepada dia,
memang pada saat aku mengungkapkan perasaaan tersebut dibalas dengan kata “Ya aku mau menjadi pacarmu”, namun aku selalu berusaha mencari tau apakah dia menerima aku karena memang betul memiliki perasaan yang serupa denganku atau ada alasan lain, karena aku merasa ada hal yang disembunyikan, berbagai cara aku lakukan untuk mencari tau dan akhirnya dia memberitahu alasan dia menerima aku yaitu karena “PENGORBANAN” yang dia lihat.
Sementara ketika aku menyatakan persaan kepadanya aku sudah mengatakan jangan menerima aku karena pengorbananku.
Singkat cerita aku mengakhiri hubungan yang hanya terjalin 3 hari, karena aku nggak mau memiliki pasangan yang menerima aku hanya karena dia merasa kepadaku seolah berpikir “KASIHAN DIA UDAH BANYAK BERKORBAN BUAT AKU”.
Tapi aku tidak terlalu ambil pusing buat hal yang seperti itu, karena dari awal aku sudah mempersiapkan mental untuk menghadapi resiko terburuknya.
Sebelum aku menyatakan perasaan kepada dia aku sebelumnya bercerita kepada teman, dan temanku bilang
“kamu yakin dia nerima kamu ?”, aku jawab “Nggak, malah aku berpikir dia akan nolak aku”,
“loh kok kamu pesimis gitu sih ?”,
“aku bukannya pesimis kok, Cuma aku hanya mengantisipasi hal terburuknya, dan ketika itu terjadi maka aku sudah siap menghadapinya”
Ada banyak dari kita yang selalu menganggap pesimis adalah hal yang tidak baik, namun satu hal yang harus kalian tahu juga, bahwa pesimis juga memiliki hal yang baik kepada kita,
ketika kita selalu berekpektasi terlalu tinggi dan tidak sesuai bisa jadi itu menjadi boomerang kepada kita, membuat kita merasa menjadi orang yang paling gagal di didunia ini, padahal ketika kita juga tau apa resiko terburuk dari apa yang kita pilih maka kita sudah siap untuk menjalani kehidupan yang akan berlanjut.
Jika kalian ingin mengambil suatu keputusan, cobalah pikirkan apa kemungkinan terburuk dari keputusan yang kalian buat, dengan begitu kalian bisa megambil keputusan tanpa harus takut dengan resiko terburuknya. Ingat “HIDUP ITU PILIHAN, NAMUN BAGIAN TERBERATNYA ADALAH MENJALANINYA”, Maka dari itu cobalah mencari tau terlebih dahulu apa dampak dari keputusan yang kalian ambil, baik dampak positif maupun negatifnya.
Baturaja, 18 Agustus 2017
Penulis : Guinz joentak
Editor : franz pasaribu
Comments
Post a Comment