Kondisi Pertanian di Kecamatan Garoga
Agustus 6, 2017 -- Bariba Dolok News
Komoditas utama pertanian kec.Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara ini adalah tanaman Padi, Selain padi terdapat juga komoditas lain seperti kopi, karet, kemenyan, jagung, singkong. Profesi yang paling banyak yang terdapat di kecamatan Garoga adalah petani, hal ini disebabkan karena bertani merupakan profesi turun temurunn.
Kondisi lahan yang ada di kecamatan garoga didominasi oleh lahan basah, yaitu sawah. Dan untuk sebahagian besar penduduk merupakan kewajiban memiliki lawan sawah sebagai sumber pnghidupan dan penghasilan. Selain lahan basah, terdapat juga lahan kering untuk perkebunan karet, kopi, jagung dan kemenyan. Kepemilikan lahan di kecamatan garoga di kuasai oleh sebahagian masyarakat dan pemerintah. Lahan yang di kuasai pemerintah sebahagian telah dipergunakan warga demi menunjang kesejahteraan masyarakat setempat diantaranya penyadapan pohon pinus di area reboisasi.
Secara keseluruhan teknologi yang di gunakan di kecamatan garoga masih tergolong tradisional (penggunaan tenaga mesin masih jarang digunakan). Hampir keseluruhan dari para petani menggunakan tenaga manual menggunakan cangkul, hanya untuk urusan membabat menggunakan tenaga mesin, selebihnya keperluan penanaman bibit, pupuk dan pasca panen menggunakan tenaga manual. Cara konfensional masih menjadi pilihan utama para petani dalam pengendalian hama, menggunakan pestisida. Dengan dampak negative pada kesehatan lingkungan yang disebabkan residu bahan kimia dari pestisida. Selain itu pestisida juga memberi dampak kurang baik terhadap tingkat kesuburan tanah sehingga menghasilkan produk panen yang kurang maksimal dalam rentang waktu panjang.
Dengan kata lain kecamatan Garoga belum menerapkan sistem pengendalian hama terpadu, dimana sistem ini sangat memperhatikan kesehatan ekologi lingkungan.
Sistem irigasi di kecamatan garoga masih belum terlihat, para petani masih mengandalkan air hujan sebagai sumber utama pengairan, biasa di sebut dengan kata ‘lahan tadah hujan’ banyak kelemahan dan resiko yang mungkin saja terjadi pada hasil panen petani dengan mngandalkan sistem irigasi seperti ini. resiko kekurangan air sering terjadi pada musim kemarau (logo ni ari). Kondisi bisa semakin parah jika musim kemarau berkepanjangan, hingga Haleon bisa terjadi (situasi darurat air). Sumber sumber mata air mati. Gagal panen total menjadi momok yang tidak terhindarkan disaat seperti ini.
Potensial dalam bidang pertanian
Pertanian kecamatan garoga, memiliki potensi cukup besar untuk di kembangkan masyarakat setempat. luasnya lahan pertanian membuktikan bahwa usaha dalam bidang pertanian di kecamatan garoga dapat di kembangkan karena selama ini lahan yang ada masih belum optimal di usahai para petani, walaupun dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, belum bisa memberikan hasil tani yang optimal.
Permasalahan
Permasalahan pertanian di kecamatan Garoga
Aspek alam
Kondisi sawah dan ladang di perbukitan atau daerah berlereng mengakibatkan petani kesulitan dalam menggunakan mesin traktor untuk keperluan mengolah tanah. Cuaca menjadi faktor andalan utama dalam keberhasilan panen.
Asspek teknis
Pola pikir masyarakata yang masih menganggap profesi petani adalah propesi kurang menguntungkan, baik dalam posisi vinansial maupun situasi yang sarat dengan social (paradaton). Hal ini menjadi masalah utama dalam pengembangan sector pertanian di kecamatan garoga. Dengan pola pikir seperti ini berdampak kepada proses dan tata cara pengolahan lahan yang ststis. Gerak di tempat. Cara manual akan terus bertahan dengan tenaga otot dan cangkul.
Aspek finansial
Habis modal ata kasbon yang sering menjadi perbinjangan masyarakat setempat dalam menggeluti usaha pertanian. Tidak tanggung-tanggung untuk sebahagian petani menggunakan istilah ‘Bayar Panen Lae’
Aspek pemasaran
Pemasaran menjadi faktor masalah besar di kalangan para petani, dimana insfratruktur kurang memadai, kondisi medan yang curam (sulit di lalui transport) berpengaruh pada distribusi hasil panen, kemudian letak pasar yang jauh dari desa, itupun sekali seminggu. Tidak sampai disitu saja, harga jual produk di pasar tidak stabil, perubahan drastic bisa terjadi sewaktu-waktu yang berakibat fatal bagi para petani. Sebagai contoh di tahun ini, petani desa sibaganding merugi dari komoditas singkong. Dengan harga jual Rp 250-300 per kilo. Jauh di bawah target yang sempat melambung di kisaran Rp.800-1000 per kilo.
Harga jual yang tidak layak ini memaksa salah seorang petani Sibaganding P.Simajuntak menanam ulang Jagung di kebun singkong (tanpa memanen singkong yang sudah di tanam 1,5 tahun lalu). Kerugian waktu, uang, tenaga harus di iklaskan dengan pangsa pasar yang turun drastic. Beberapa petani lain juga mengalami hal serupa. Dan sampai hari ini (7 agustus 2017) petani menunggu harga jual singkong naik, asa unang mate mate di loja, ba boa ma tutu….. mangumpat 5 kg silala pe nga naeng saparmate, gadison mai saribu si sakilo i….. dang dope ari ari dohot sigaret akka kanggkung genjer na asing. Lombang iiiii
Alternatif dan Peluang pengembangan Usaha Tani
Berdasarkan permasalahan di atas dapat di lakukan alternative dan peluang pengembangan usaha pertanian. Melalui beberapa cara berikut :
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan mengenai teknik budidaya tanaman dan mengenai pembukuan secara terperinci sehingga mereka dapat mengetahui besar penerimaan dan pengeluaran setiap tahunya, ini bertujuan untuk menghindari besar pasak daripada tiang.
Meningkatkan mutu hasil produk panen untuk memperkuat daya saing produk di pasaran, sekaligus meningkatkan nilai jual produk hasil panen.
Meningkatkan mutu dan jumlah sumber daya manusia di bidang pertanian sehingga mampu mengelola usaha pertanian secara professional.
Bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini dinas pertanian kabupaten kota Tarutung Tapanuli Utara dan pemerintah setempat. mengadakan (meningkatkan) pusat pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat sehingga diharapkan setiap masalah dan kendala yang muncul dalam kegiatan pertanian dapat didiskusikan dan di tanggulangi dengan baik dan itu bisa di jadikan sebagai wacana bagi rencana kerja program pertanian di masa mendatang.
Attar hera songonima otik pangombakon na di huta name on, besar kemungkinan permasalahan yang dihadapi para petani bisa terjawab dan terlaksana, melihat balganya dukungan pemerintah untuk tiap tiap huta. Rencana jangka panjang dalam penggunaan dana desa nungga boi ra di arus srus joo….
Mauliate.
Sibaganding, Master Franz Pasaribu
U
Comments
Post a Comment